ETIKA DAN PROFESIONALISME DALAM TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI

MAKALAH ETIKA DAN PROFESIONALISME
DALAM TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI















Disusun Oleh :

·       Achmad Helmi C.             (10112549)
·       Agustinus Raden Bimo     (10112410)
·       Daniel                                 (11112689)
·       Rahmat Andre Pratama   (15112932)
·       Ramaditya Satria              (15112989)

Kelas : 4KA07
Dosen : Budi Setiawan



SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA

ATA 2015/2016



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.          Pengertian Etika

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani, Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Dapat dikatakan bahwa etika merupakan ilmu pengetahuan yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Berikut macam-macam Etika, yaitu :

A. Etika Deskriptif

         Etika Deskriptif adalah Etika yang secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

B. Etika Normatif

         Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi, etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.


1.2 Profesionalisme

Profesionalisme berasal dari kata Profesional yang mempunyai makna berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Sedangkan Profesionalisme itu sendiri adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang profesional (Longman, 1987). Menurut Abdulrahim (dalam suhrawardi, 1994 :10) bahwa profesionalisme biasanya dipahami sebagai kualitas yang wajib dipunyai setiap eksekutif yang baik, dimana didalamnya terkandung beberapa ciri sebagai berikut :

Ø     Mempunyai Keterampilan tinggi dalam suatu bidang, serta kemahiran dalam mempergunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi.
Ø   Mempunyai ilmu dan pengetahuan serta kecerdasan dalam menganalisa suatu masalah dan peka didalam membaca situasi, cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
Ø  Mempunyai sikap berorientasi ke hari depan, sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terentang dihadapannya.
Ø  Mempunyai sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi dirinya dan perkembangan pribadinya.

  

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1.            Pengertian Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi

Di lihat dari pengertian Etika dan Profesionalisme di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi merupakan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku, keahlian atau kualitas seseorang yang profesional dari manusia yang baik dalam menggunakan Teknologi Sistem Informasi di lingkungannya. sebagai pekerja Teknologi Informasi yang memiliki aturan aturan serta sikap dan tingkah laku dalam pengoperasian Teknologi Informasi. Etika dalam Teknologi Informasi bertujuan agar seseorang dapat memetakan permasalahan yang timbul akibat penggunaan teknologi informasi itu sendiri, dapat menginventarisasikan dan mengidentifikasikan etikan dalam Teknologi Informasi, serta mampu menemukan masalah dalam penerapan Etika Teknologi Sistem Informasi.      Berikut ini penjelasan lanjut mengenai Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi, berikut di bawah ini
2.2.             Penggunaan Etika dan Profesionalisme pada Teknologi Sistem Informasi.
Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi digunakan ketika seseorang hendak menggunakan Teknologi Sistem Informasi yang ada. Akan tetapi, Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi ini tidak hanya digunakan saat sedang melakukan sebuah proyek yang akan dijalankan, melainkan juga harus dijalankan setiap waktu pada saat yang tepat. Sebuah pertanggung-jawaban dari suatu Etika dan Profesionalisme dengan nyata.
2.3.             Pengguna Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi
Pengguna Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi adalah semua elemen di dalam suatu lingkungan kerja yang akan menggunakan Teknologi Sistem Informasi. Mereka yang ada di lingkungan kerja ini harus sadar dan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan etika dan profesionalisme Teknologi Sistem Informasi untuk menghindari isu-isu etika seperti yang telah dijelaskan di atas.      
Secara umum, pekerjaan di bidang IT terbagi dalam 3 kelompok sesuai bidangnya yaitu :
  •  Seorang yang berkerja di bidang perangkat lunak (software), seperti :
    • Sistem Analis, orang yang bertugas menganalisa sistem yang akan diimplementasikan, mulai dari menganalisa sistem yang ada, kelebihan dan kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain sistem yang akan dikembangkan.
    • Programer, orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem analis sesuai sistem yang dianalisa sebelumnya.
    • Web designer, orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
    • Web Programmer, orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.
    Ø       Seorang yang berkerja di bidang perangkat keras (hardware), seperti :

               ·   Technical engineer, orang yang berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenai                              pemeliharaan maupun perbaikan perangkat sistem komputer.               

  •     Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis                     jaringan komputer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya.
    Ø  Seorang yang berkerja dalam Operasional Sistem Informasi, seperti : 

          ·  EDP Operator, orang yang bertugas mengoperasikan program-program yang berhubungan                  dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi lainnya.
  • System Administrator, orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap sistem, melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem.
2.4.             Tujuan dan Penerapan Etika pada Teknologi Sistem Informasi    
Tujuan digunakannya Etika pada Teknologi Sistem Informasi, yaitu dapat memetakan permasalahan yang timbul akibat penggunaan teknologi informasi itu sendiri, mampu menginventarisasikan dan mengidentifikasikan etika dalam teknologi informasi, serta mampu menemukan      masalah dalam penerapan etika Teknologi Sistem            Informasi. Penerapan Etika dan profesionalitas Teknologi Sistem Informasi harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam Teknologi Sistem Informas,, setiap orang yang hendak menggunakan Teknologi Sistem Informasi tertentu harus mempertimbangkan untuk menggunakan Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi, sehingga pengguna Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi ini tentunya adalah semua elemen di dalam suatu lingkungan kerja yang akan dan telah menggunakan Teknologi Sistem Informasi untuk menghindari adanya isu-isu etika dalam pemanfaatan    TI.


BAB III

PENUTUP

 

3.1.        Kesimpulan

Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi merupakan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku, keahlian atau kualitas seseorang yang profesional dari manusia yang baik dalam menggunakan Teknologi Sistem Informasi di lingkungannya. sebagai pekerja Teknologi Informasi yang memiliki aturan aturan serta sikap dan tingkah laku dalam pengoperasian Teknologi Informasi. Etika dalam Teknologi Informasi bertujuan agar seseorang dapat memetakan permasalahan yang timbul akibat penggunaan Teknologi Informasi itu sendiri, dapat menginventarisasikan dan mengidentifikasikan etikan dalam Teknologi Informasi, serta mampu menemukan masalah dalam penerapan Etika Teknologi Sistem Informasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

Analisis Kinerja Sistem (Vclass 2)

Adakah tools lain untuk melakukan audit TI (Teknologi Informasi)? Jika ada sebutkan.

Jawab :

1. ACL
ACL (Audit Command Language) merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) yang sudah sangat populer untuk melakukan analisa terhadap data dari berbagai macam sumber.
ACL for Windows (sering disebut ACL) adalah sebuah software TABK (Teknik Audit Berbasis Komputer) untuk membantu auditor dalam melakukan pemeriksaan di lingkungan sistem informasi berbasis komputer atau Pemrosesan Data Elektronik.

2. Picalo
Picalo merupakan sebuah software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) seperti halnya ACL yang dapat dipergunakan untuk menganalisa data dari berbagai macam sumber.Picalo bekerja dengan menggunakan GUI Front end, dan memiliki banyak fitur untuk ETL sebagai proses utama dalam mengekstrak dan membuka data, kelebihan utamanya adalah fleksibilitas dan front end yang baik hingga Librari Python numerik. Berikut ini beberapa kegunaannya :
-   Menganalisis data keungan, data karyawan.
-   Mengimport file Excel, CSV dan TSV ke dalam database.
-   Analisa event jaringan yang interaktif, log server situs, dan record sistem login.
-   Mengimport email kedalam relasional dan berbasis teks database.
-   Menanamkan kontrol dan test rutin penipuan ke dalam sistem produksi.

3. Powertech Compliance Assessment
Powertech Compliance Assessment merupakan automated audit tool yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark user access to data, public authority to libraries, user security, system security, system auditing dan administrator rights (special authority) sebuah serverAS/400.

4. Nipper
Nipper merupakan audit automation software yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark konfigurasi sebuah router. Nipper (Jaringan Infrastruktur Parser) adalah alat berbasis open source untuk membantu profesional TI dalam mengaudit, konfigurasi dan mengelola jaringan komputer dan perangkat jaringan infrastruktur.

5. Nessus
Nessus merupakan sebuah vulnerability assessment software, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mengecek tingkat vulnerabilitas suatu sistem dalam ruang lingkup keamanan yang digunakan dalam sebuah perusahaan.

6. Metasploit
Metasploit Framework merupakan sebuah penetration testing tool, yaitu sebuah software yang digunakan untuk mencari celah keamanan.

7. NMAP
NMAP merupakan open source utility untuk melakukan security auditing. NMAP atau Network Mapper, adalah software untuk mengeksplorasi jaringan, banyak administrator sistem dan jaringan yang menggunakan aplikasi ini menemukan banyak fungsi dalam inventori jaringan, mengatur jadwal peningkatan service, dan memonitor host atau waktu pelayanan. Secara klasik Nmap klasik menggunakan tampilan command-line, dan NMAP suite sudah termasuk tampilan GUI yang terbaik dan tampilan hasil (Zenmap), fleksibel data transfer, pengarahan ulang dan tools untuk debugging (NCAT) , sebuah peralatan untuk membandingan hasil scan (NDIFF) dan sebuah paket peralatan analisis untuk menggenerasikan dan merespon (NPING).

8. Wireshark
Wireshark merupakan aplikasi analisa netwrok protokol paling digunakan di dunia, Wireshark bisa mengcapture data dan secara interaktif menelusuri lalu lintas yang berjalan pada jaringan komputer, berstandartkan de facto dibanyak industri dan lembaga pendidikan.



Analisis Kinerja Sistem (Vclass 2)

Apa yang Anda ketahui mengenai COBIT (Control Ojective for Information and Related Technology) ?

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan yang mengarahkan pada IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna (user) untuk menjembatani pemisah antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis. Adopsi yang cepat dari COBIT di seluruh dunia dapat dikaitkan dengan semakin besarnya perhatian yang diberikan terhadap corporate governance dan kebutuhan perusahaan agar mampu berbuat lebih dengan sumber daya yang sedikit meskipun ketika terjadi kondisi ekonomi yang sulit.

COBIT dikembangkan oleh IT governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA).
Fokus utama dari COBIT ini adalah harapan bahwa melaui adopsi COBIT ini, perusahaan akan mampu meningkatkan nilai tambah melalui penggunaan TI dan mengurangi resiko-resiko inheren yang teridentifikasi didalamnya.

Menurut IT Governance Institute Control Objectives for Information and related Technology COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen and pengguna ( user ) untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan permasalahan-permasalahan teknis. Sedangkan,

Menurut Campbell COBIT merupakan suatu cara untuk menerapkan IT governance. COBIT berupa kerangka kerja yang harus digunakan oleh suatu organisasi bersamaan dengan sumber daya lainnya untuk membentuk suatu standar yang umum berupa panduan pada lingkungan yang lebih spesifik. Secara terstruktur, COBIT terdiri dari seperangkat contol objectives untuk bidang teknologi indormasi, dirancang untuk memungkinkan tahapan bagi audit.

Analisis Kinerja Sistem

V-Class : Analisis Kinerja Sistem (Pos-Test)

Pertanyaan
1.Aset Sistem Informasi harus dilindungi melalui sistem keamanan yang baik. Sebut dan jelaskan langkah-langkah utama pelaksanaan program keamanan tsb.

Jawab :
1. Mempersiapkan rencana (Preparation of a Project Plan), mempersiapkan segala sesuatunya seperti perencanaan proyek yang memiliki tujuan review, ruang lingkup, tugas yang harus dipenuhi, pendanaan, dan jadwal untuk menyelesaikan tugas.

2. Mengindentifikasi asset (Identification of Assets), dalam melakukan proses ini perlu beberapa kategori, seperti: software aplikasi, hardware, fasilitas, dan lain-lain.

3. Penilaian asset (Valuation of Asset), merupakan langkah paling sulit. Parker (1981) menggambarkan ketergantungan penilaian pada siapa yang ditanya untuk memberikan penilaian, cara penilaian atas kekayaan yang hilang (lost), waktu periode untuk perhitungan atas hilangnya kekayaan, dan umur asset.

4. Mengindentifikasi ancaman ( Threats Identification ), mengidentifikasi ancaman dalam bentuk eksternal maupun internal yang mengancam sistem informasi.

5. Menilai kemungkinan suatu ancaman (Assess Likehood of Threats), menilai ancaman yang mungkin akan terjadi dalam waktu periode tertentu.

6. Eksposur Analisis (Exposures Analys), evaluasi dari kemungkinan adanya ancaman yang akan berhasil.

7. Penyesuaian control (Adjust Controls), Mengatur Kontrol. Cakupannya meliputi cara mengelola resiko, termasuk kebijakan, prosedur, pedoman, praktek, atau struktrur organisasi yang dapat di administrasikan secara teknis, manajemen dan sifat hukum.

8. Mempersiapkan laporan keamanan (Prepare Security Report), Mempersiapkan laporan keamanan, untuk melindungi kontrol pada jaringan internet dengan pengaturan Firewall. Penggunaan firewall juga penting, untuk membatasi siapa saja dan program apa saja yang bisa berjalan dalam komputer kita. Penggunaan firewall penting untuk mengatasi threat, karena jika ada orang lain yang mengakses komputer kita tanpa ijin, maka hak aksesnya akan diblokir oleh firewall tersebut.

Analisis Kinerja Sistem

V-Class : Analisis Kinerja Sistem (Pre-Test)


1. Untuk mengamankan suatu Sistem Informasi menurut anda apa saja yang perlu dilindungi ?
 Jawab:
Keamanan dalam sistem informasi bisa dicapai dengan beberapa cara atau strategi yang biasa dilakukan secara simultan atau dilakukan dalam kombinasi satu dengan lainnya.

Strategi – strategi dari keamanan informasi masing – masing memiliki fokus dan dibangun tujuan tertentu sesuai kebutuhan. Jenis – jenis strategi keamanan informasi sebagai berikut :

Physical security adalah keamanan informasi yang menfokuskan pada strategi untuk mengamankan individu / anggota organisasi dan tempat kerja dari bencana alam, kebakaran, dll. Physical security memfokuskan pada aset fisik dari suatu informasi.

Personal security adalah keamanan informasi yang memfokuskan pada keamanan personal, berhubungan dengan keamanan physical security.

Operation security adalah keamanan informasi yang membahas mengenai strategi suatu organisasi, agar organisasi tersebut dapat mengamankan kemampuan organisasi untuk berjalan tanpa ada gangguan.

Communication Security adalah keamanan informasi bertujuan mengamankan media komunikasi dan memanfaatkan media tersebut untuk mencapai tujuan organisasi

Network Security adalah keamanan informasi yang memfokuskan pada pengamanan peralatan jaringan ataupun data organisasi.

TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Pengertian Telematika
Telematika merupakan singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Orang Indonesia ternyata memang sering sekali mengadopsi bahasa. Salah satu contohnya adalah kata “TELEMATIKA” yang seringkali diidentikkan dengan dunia internet di Indonesia. Dari hasil pencarian makna telematika ternyata “TELEMATIKA” merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

Manfaat dari Telematika
Manfaat dari telematika antara lain :
a. Sebagai Media Penyampai informasi.
Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan.
b. Sebagai Sarana Kontak sosial hidup bermasyarakat.
Interaksi sosial menimbulkan kebersamaan, keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama tersebut, walaupun mereka tersebar dimana-mana. Telematika menjembatani proses interaksi sosial dan kerjasama sehingga menghasilkan jasa yang memiliki nilai tambah dibanding hasil perseorangan.

Peranan Telematika Diberbagai Bidang dalam Kehidupan Sehari-hari
Saat ini Telematika muncul sebagai bidang ilmu yang memfokuskan pada peningkatan interaksi di antara manusia atau proses melintasi jarak dan waktu melalui aplikasi Information and Communications Technology (ICT)

a. Bidang ekonomi
E-commerce ( transaksi jual beli secara elektronik ) merupakan suatu proses pembelian, penjualan, mentransfer, atau pertukaran produk, jasa, atau informasi melalui jaringan komputer termasuk internet.
b. Pendidikan
E-learning ( pendidikan terbuka dengan metode jarak jauh ) merupakan contoh dari berkembangnya dunia pendidikan dari cara konvensional (tatap muka di kelas) ke cara yang lebih terbuka melalui internet. Hal ini dapat terjadi karena adanya teknologi telematika yang dapat menghubungkan pengajar dengan muridnya.
c. Administrasi Pemerintahan
E-Government (admnistrasi pemerintahan secara elektronik) adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Contoh nyata dari program e-government ini adalah adanya badan khusus yang mengurus hal – hal berkaitan dengan telematika yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesi (TKTI). Tim ini bertugas untuk mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori kegiatan dalam rangka meningkatkan perkembangan dan pendayagunaan telematika di Indonesia.

Penyebab Layanan Telematika Semakin Berkembang
Menurut saya salah satu penyebab semakin berkembangnya layanan telematika saat ini karena disebabkan perkembangan dari sarana dan prasarana telematika yang semakin canggih dan memudahkan para pengguna layanan telematika itu sendiri. Di samping itu telematika semakin berkembang karena adanya peningkatan kebutuhan dari pengguna telematika, bahkan ada pengguna telematika menjadi ketergantungan dari layanan telematika tersebut. Contohnya seperti ketergantungan seseorang pada sebuah gadget atau telepon genggam, mungkin kita juga sering merasakan bahwa tanpa sebuah gadget ataupun HP kita seringkali merasa ada yang kurang dalam melakukan aktivitas kita sehari-hari.

Contoh Kasus yang Berhubungan dengan Telematika

Pemblokiran MesinATM karena Identitas Nasabah yang dicuri
Bank Indonesia (BI) mengaku telah menindak lanjuti laporan pemblokiran 1.214 kartu automated teller machine (ATM) milik nasabah yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri Tbk.
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, pemblokiran itu dilakukan karena adanya pencurian identitas nasabah bank tersebut.
"Yang diblokir itulah yang dicuri identitasnya," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (17/5/2014).
Tirta menuturkan, BI sudah meminta bank untuk segera menindaklanjuti dan bank akan menggantinya dengan kartu ATM yang baru. Penggantian kartu tersebut, Tirta lebih menyarankan nasabah untuk datang ke kantor-kantor perbankan terkait.
"Kalau kartunya dikirim via surat perlu waktu, maka nasabah yang memerlukan penggantian kartu segera bisa menghubungi bank yang bersangkutan," tegas dia.
Seperti diketahui, aksi pemblokiran sekitar 1200 kartu debet nasabah yang dilakukan oleh Bank Mandiri beberapa hari lalu mengakibatkan bank tersebut terpaksa membuka beberapa kantornya di dua hari libur kali ini, yaitu Sabtu dan Minggu.
Hal itu dilakukan atas himbauan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan demi melayani nasabahnya dan juga menjadi bagian dari konsekuensi manajemen Bank Mandiri. (Yas/Ndw).

Tanggapan saya terhadap contoh kasus diatas sbb:
Untuk contoh kasus diatas, pihak Bank Indonesia sudah tepat dalam menangani maraknya kasus pembobolan ATM yang terjadi akhir-akhir ini. Dengan pemblokiran ATM yang makin marak terjadi, sudah sepantasnya pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab mendapatkan kesulitan dalam mengakses data pribadi nasabah dan tidak melakukan hal yang dapat merugikan nasabah.

Untuk menjaga keamanan ATM agar lebih terjaga serta untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pihak bank melakukan pembuatan ATM baru dengan menambahkan teknologi chip untuk para nasabahnya agar keamanannya tetap terjaga.

Indonesia disanksi FIFA

Sepak bola Indonesia akhirnya harus menerima keputusan pahit setelah disanksi oleh FIFA pada Sabtu 30 Mei 2015. Keputusan itu tentu saja merugikan sepak bola Indonesia, karena Timnas dan klub-klub tanah air tak bisa mengikuti turnamen atau kompetisi internasional di bawah FIFA atau AFC.

FIFA (Istimewa)
Sudah dijelaskan bahwa keputusan FIFA memberi sanksi kepada Indonesia tak lain karena intervensi pihak ketiga dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga. Padahal, dalam Statuta FIFA pasa 13 dan 17 sudah dijelaskan, pemerintah dilarang mencampuri kegiatan sepak bola di negaranya sendiri.

FIFA (Istimewa)

Awal mula konflik ini dimulai dari PSSI yang tidak menuruti instruksi Kemenpora melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang merestui kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) yang sekarang berubah nama menjadi QNB League serta diikuti 16 tim. BOPI menilai dua klub, yakni Arema Cronus dan Persebaya Surabaya bermasalah dengan administratif dan dualisme.

Sangat disayangkan sekali kekuatan sepakbola di negri kita ini sudah diruntuhkan oleh pihak-pihak yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Sepakbola kita tahu adalah olahraga yang sangat populer dan banyak digemari oleh masyarakat indonesia, tentu dengan adanya sanksi ini hiburan kami akan sedikit membosankan tanpa adanya tayangan sepakbola, pada umumnya Timnas dan klub-klub dalam negri.

Kita lihat perkembangannya nanti kedepan, semoga menemui titik terang untuk benar-benar memperbaiki prestasi Sepakbola Indonesia.